Bertutur Kata Yang Baik
Salah satu ciri orang beriman adalah berkata baik. Hal ini dinyatakan Rasulullah dalam hadist-nya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam.” (HR. Bukhari). Bahkan secara tegas, Rasulullah menyatakan, “Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk”. (HR. Bukhari dan Al Hakim)
Demikian pula dengan firman Allah Swt, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (QS Al Baqarah, 2: 263)
Nah, dikisahkan, suatu ketika Rasulullah tengah berkumpul bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang wanita Quraisy membawa beberapa buah jeruk sebagai hadiah.
Rasulullah SAW menerimanya dengan senyuman dan mulai melahap semua jeruk hingga tak tersisa satu pun.
Ketika wanita tersebut pulang, salah seorang sahabat bertanya pada Rasulullah, mengapa beliau tidak menyisakan jeruk tadi untuk sahabat lainnya. Baginda Nabi pun menjawab "Tahukah kamu, sebenarnya buah jeruk tadi rasanya terlalu masam. Jika kalian turut makan, saya ragu ada diantara kalian yang mengernyitkan dahi atau memarahi wanita tersebut". Saya takut hatinya tersinggung, sebab itu saya habiskan semuanya agar kalian tidak merasakan dan membenci wanita tersebut.
Sebenarnya, si wanita pembawa jeruk adalah utusan orang-orang quraisy yang membenci rasul. Jeruk yang rasanya masam sengaja diberikan untuk memperdayai rasulullah berserta sahabatnya.
Namun, rencananya gagal karena akhlak mulia junjungan kita nabi Muhammad yang tetap terlihat baik meskipun beliau diperlakukan demikian.
Manfaat yang bisa diperoleh seorang muslim yang berkata baik dan santun antara lain menjadikan seorang muslim lebih tenang dan tenteram, menjauhkan dari perselisihan, serta akan lebih dihargai oleh siapapun.
Lidah memang tidak bertulang sehingga ia bisa secara fleksibel digunakan oleh manusia untuk berbicara. Namun, jika tidak disertai dengan kendali diri, maka dampak dari ucapan yang menyakitkan akan lebih dahsyat daripada luka dengan sebilah pedang. Lukanya akan melekat dalam jangka waktu yang lama, bahkan bisa sampai ajal memisahkan nyawa dari raga. Karena itu, pergunakanlah dengan bijak, hanya untuk hal-hal bermanfaat dan menjauhkan diri dari akibat yang bisa merugikan.
Berikut ini beberapa tips untuk terhindari dari perkataan buruk, yang dirangkum dalam Miracle Hijaz the Practice, hal. 782:
1. Berpikir sebelum berkata atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain
2. Pikirkan akibat dari kata-kata yang akan kita ucapkan
3. Berbicara seperlunya tanpa harus memperbanyak pembicaraan yang tidak bermanfaat
4. Sampaikan maksud dengan bahasa yang halus dan tidak berbelit-belit
5. Tidak meninggikan atau mengeraskan suara ketika berbicara
6. Menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada lawan bicara
7. Berusaha membalas perkataan buruk dengan perkataan yang baik dan sopan
Demikian blog ini saya buat untuk memenuhi tugas dari Bapak Dawami, M. Ikom selaku Dosen Mata kuliah yaitu Ilmu Komunikasi membuat tulisan tentang Bertutur Kata Yang Baik. Mohon maaf jika terdapat kesalahan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
semoga allah swt memberikan jalan kepada kita untuk selalu berkata2 yang baik
BalasHapus