Resensi Jurnal

Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi ulasang suatu karya. Kata Resensi berasal dari Bahasa Latin "recensere" yang berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dengan kata lain ketika kamu sudah meresensi sebuah buku, maka kamu sudah paham betul apa isi dari buku tersebut. Selanjutnya kamu memberikan informasi-informasi ringkas yang akan dibagi kepada masyarakat. Selain itu, tujuan dari membuat resensi adalah untuk menilai apakah buku atau karya lain yang telah di buat memiliki nilai atau tidak. 

Tujuan Resensi Jurnal

1.Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan suatu karya yang diresensi

2.Untuk membantu pembaca lain dalam memberikan gambaran, infomrasi secara ringkas, serta penilaian umum terhadap suatu karya yang telah di resensi

3.Menilai dan Menguji kualitas karya dan membandingkannya dengan karya lain.

4.Membeberkan informasi yang bisa dibuat untuk diskusi dengan pembuat karya

5.Memberikan masukan, saran ataupun kritikan kepada pembuat karya.

Manfaat Resensi Jurnal

1.Sebagai bahan pertimbangan ; untuk pembaca dalam memberrikan gambaran tentang sebuah jurnal

2.Bernilai Ekonomis ; Mendapatkan uang atau imbalan hasil buku-buku atau jurnal yang telah di resensi jika muncul di media penerbit.

Cara Membuat Resensi Jurnal

Apa saja yang harus di cantumkan ketika meresensi sebuah karya tulis (jurnal)?

1.Identitas Jurnal
- Judul Karya
- Penulis Jurnal
- Jumlah halaman
- Tahun Terbit
- Kata Kunci

2.Sinopsis
Gambaran atau garis-garis besar dari sebuah karya , bisa desebut dengan rangkuman inti suatu jurnal

3.Kekurangan
Menjelaskan tentang kekurangan dari suatu karya. Contoh :
-Bahasa nya sulit dipahami
-Bahasa terkesan bertele-tele
-Kata kunci tidak menarik, dll.

4.Kelebihan
Kebalikan dengan kolom kekurangan, yakni Menjelaskan tentang kelebihan dari karya tersebut. Juga bisa sebagai kolom pembanding dengan karya lain.

5.Kesimpulan
Simpulan ringkas tentang isi dari jurnal tersebut.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Andai Aku jadi Guru Agama

Gambar
ANDAI AKU JADI GURU AGAMA Guru merupakan profesi yang memiliki peran penting dalam pencapaian prestasi anak didiknya. Guru juga merupakan profesi yang dihormati di kalangan masyarakat. Guru harus ditaati dan diteladani tingkah lakunya, dengan kata lain guru merupakan panutan siswa. Dan hal inilah yang membuat kita cukup susah dalam menjadi seorang guru, karena kita dihadapkan oleh sebuah tingkah laku yang baik serta bisa dicontoh oleh orang banyak. Betapa sulitnya menjadi sosok guru yang membangun insan cendekia seperti yang diharapkan oleh para wali murid dan seluruh lapisan masyarakat. Seandainya aku jadi guru Pendidikan Agama Islam, apakah aku bisa menjadi seorang guru yang baik? Seorang guru yang selama ini menjadi idaman murid-muridnya. Seorang guru yang bisa berperan sebagai sahabat, orang tua dan guru kepada muridnya.  Seandainya aku menjadi guru aku ingin membuat dunia tersenyum oleh baktiku. Aku ingin mengajar di tengah-tengah anak-anak yang susah mendapatkan pend
Baca selengkapnya

Guru Idola

Gambar
Bu Gultom Kesayanganku       Saat itu Aku duduk di bangku kelas 5 SD. Aku bersekolah di salah satu SD di Kota Dumai. Aku termasuk siswa yang biasa-biasa saja, tidak yang termasuk dalam kategori pandai namun tidak juga dalam kurang pandai.       Bu Gultom merupakan wali kelasku saat itu. Seingatku, Erpelina Gultom nama lengkapnya. Namun, para siswa biasa memanggilnya "Bu Gultom".       Teman-teman tahu tidak kalau semasa SD, aku merupakan sasaran teman-temanku dalam hal diejek? Kalau sekarang sih lebih dikenal dengan istilah "Bullying". Saat itu, aku berfikir kalau teman-teman berlaku seperti itu supaya aku bisa berkontribusi dalam kegiatan bermain yang sedang dilakukan, namun setelah dipikir-pikir ternyata aku dibully. Memang bukan dibully secara fisik, tetapi dengan perkataan mereka.       Pernah suatu pagi, aku ingat betul kalau itu hari Sabtu. Sehabis senam, biasanya ada jeda sekitar 15 menit untuk istirahat sebelum memulai pelajaran pertama. Nah, A
Baca selengkapnya

Bertutur Kata Yang Baik

Gambar
      Bertutur kata baik dan santun merupakan cerminan akhlak seorang muslim yang membawa kedamaian bagi dirinya maupun orang-orang di lingkungan sekitarnya. Bertutur kata yang baik dan santun diterapkan kepada siapapun lawan bicara, baik orang tua, sesama atau kepada orang yang usianya berada di bawah kita. Juga kepada orang-orang yang kita sayangi. Rasulullah bahkan mencontohkan untuk berkata baik kepada pembantunya.       Salah satu ciri orang beriman adalah berkata baik. Hal ini dinyatakan Rasulullah dalam hadist-nya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam.” (HR. Bukhari). Bahkan secara tegas, Rasulullah menyatakan, “Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk”. (HR. Bukhari dan Al Hakim)       Demikian pula dengan firman Allah Swt, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lag
Baca selengkapnya